Djarot Saiful Hidayat (kiri) (jw/eal)
Analisadaily (Medan) - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) resmi mengusung Djarot Saiful Hidayat menjadi bakal calon Gubernur Sumatera Utara.
Nama Djarot diumumkan langsung oleh Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, bersama pengumuman calon Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung, NTB, Maluku Utara dan Papua di Jakarta, Kamis (4/1).
Pengamat Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara, Faisal Riza menilai, diusungnya mantan Gubernur DKI Jakarta itu untuk bertarung di Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) semakin menegaskan bahwa PDIP menganut demokrasi terpimpin.
"Keputusannya tersentral. Akibatnya tidak selalu bisa mengakomodir aspirasi masyarakat Sumut," ujar Faisal.
Menurutnya, PDIP tidak memiliki kader lokal yang dianggap bisa meraih suara dalam hal ini Islam dan suku mayoritas. Sebab itu Djarot dianggap sebagai pilihan terbaiknya.
"Peluang Djarot cukup untuk main di Pilgubsu. Figur dia bisa merepresentasikan Islam, jawa dan nasionalis," ucapnya.
Faisal menyebut, masalah utama Djarot saat ini adalah statusnya sebagai calon kiriman dari luar Sumut. Kemungkinan keberterimaan publik bergandengan dengan perasaan heran dan kecewa, serta menimbulkan tanda tanya apakah PDIP gagal memproduksi kadernya di level Sumut.
Selain itu, Faisal juga mempertanyakan, meskipun Djarot punya pengalaman kepemimpinan yang matang di ranah eksekutif, tetapi apakah dia memahami aspirasi yang khas dari masyarakat Sumut.
"Bagaimana dia bisa menjelaskan publik bahwa dia tidak identik dengan kasus Ahok. Nah disini tantangan Djarot. Dia harus bisa meyakinkan masyarakat," tandasnya.
(jw/eal)
Sumber : news.analisadaily.com