Tokoh masyarakat/mantan Gubernur Sumut Syamsul Arifin
Laporan Wartawan Tribun Medan / Nanda F. Batubara
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Tokoh masyarakat asal Sumut, yang juga mantan Gubernur Sumut Syamsul Arifin, turut mengingatkan semua pihak agar tidak 'menyentuh' urusan suku dan agama pada Pilkada dan Pilgub serentak di Sumut.
Syamsul saat mengisi orasi kebangsaan pada Pengukuhan Ikatan Alumni KNPI Sumut di Hotel Le Polonia Jalan Jenderal Sudirman, Medan, Sabtu (24/2/2018) malam.
Pengukuhan ini dibalut dengan tema "Pilihan Boleh Beda, Persatuan Tetap Dijaga".
Syamsul mengatakan, Sumut merupakan miniatur bangsa. Ada berbagai suku dan budaya serta agama di Sumut.
Keharmonisan yang selama ini telah terjalin, diharap tak dirusak oleh kepentingan tertentu yang menggunakan isu SARA.
"Itu harapan saya kalau bangsa ini ingin ada seratus tahun lagi ke depan. Saya sepakat dengan Ketua MPR, ada yang ingin menghancurkan bangsa ini dengan memecahbelah, dengan mengangkat suku dan agama, budaya yang dipertentangkan," kata Syamsul.
Pada acara ini, Syamsul turut dinobatkan IKA KNPI Sumut sebagai Wali Rakyat Sumut.
Selain para mantan Ketua KNPI lintas tingkat, pengukuhan ini juga dihadiri Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi.
Menurut Syamsul, masih ada beberapa kalangan yang belum memahami makna dari hidup berdemokrasi. Perbedaan pilihan, jangan dianggap sebagai celah pemisah persatuan.
"Sekarang orang mengemukakan demokrasi, demokrasi. Tapi belum pemilihan sudah ditanya, kalau tidak sepakat dengan dia, kita diboikotnya. Ini macam mana demokrasi? Kalau bukan orangnya, dicari alasan, memojokkan," kata Syamsul.(nan/tribun-medan.com)
Sumber : medan.tribunnews.com